MANADO, KOMPAS.com - Pasar Pinasungkulan Karombasan, Kota Manado, Sulawesi Utara, ramai seperti biasa. Sejak pagi hari, hiruk pikuk sudah terdengar.
Para pedagang tampak sibuk. Ada yang menjajakan dagangannya, ada pula yang sedang tawar menawar dengan pelanggannya.
Berbeda dengan pasar biasa, dagangan di Pasar Pinasungkulan Karombasan terbilang ekstrem. Daging ular, babi hutan, anjing, bahkan kelelawar dijajakan di sini.
Baca juga: Dituduh Penyebab Virus Corona, Kelelawar Banyak Dijual sebagai Obat di RI
Joly Adrian, pedagang kelelawar di Pasar Pinasungkulan Karombasan, merasakan ada penurunan permintaan setelah virus corona menyebar. Namun, penurunan itu tidak dirasa signifikan.
"Tidak dirasakan banyak," kata Joly saat ditemui KOMPAS.com, Selasa (28/1/2020).
Joly juga tidak khawatir dengan isu daging kelelawar jadi penyebab timbulnya virus corona akan mengurangi omsetnya. Pasalnya, dia sudah punya pelanggan tetap.
Baca juga: Virus Corona Merebak, Pedagang Kelelawar Pasar Burung Depok Solo Tak Khawatir dan Tetap Berjualan
Setiap hari ada enam pengusaha katering yang membeli daging kelelawar dari Joly. Kadang malah ada orang yang datang ke lapaknya untuk memborong semua dagangannya.
"Senin (27/1/2020) kemarin, ada yang borong jualan saya Rp 3 juta," kata Joly yang menjual seekor kelelawar dengan harga Rp 35.000.