Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Virus Corona Merebak, Warga Tetap Gemar Makan Olahan Daging Kelelawar

Kompas.com - 28/01/2020, 22:45 WIB
Skivo Marcelino Mandey,
Khairina

Tim Redaksi

MANADO, KOMPAS.com - Warga di Manado, Sulawesi Utara, tetap minat makan olahan daging kelelawar, meski sudah mendengar kabar virus corona yang diduga berasal dari mamalia terbang itu.

Feibe Tampanguma, warga Karombasan mengatakan, ia dan keluarganya memang suka makan kelelawar.

"Tapi, tidak rutin. Dalam sebulan itu hanya satu atau dua kali saya buatkan masakan daging kelelawar buat keluarga," kata Feibe saat diwawancarai sementara membeli daging kelelawar di Pasar Pinasungkulan Manado, Selasa (28/1/2020).

Baca juga: Tak Terpengaruh Kabar Corona Disebarkan Kelelawar, Dagingnya Masih Laku di Manado

Adanya kabar virus corona yang diduga salah satunya berasal dari kelelawar, Feiby mengaku, ia tidak kuatir.

"Kalau sudah dibersihkan dan dimasak dengan benar, sudah tidak masalah," ujar Feibe.

Menurut dia, masakan daging kelelawar bisa dibuat bervariasi.

"Kalu saya paling banyak dibuat santan kering," kata Feibe yang juga suka makan olahan tikus hutan dan ular.

Baca juga: Virus Corona Merebak, Pedagang Kelelawar Pasar Burung Depok Solo Tak Khawatir dan Tetap Berjualan

Lingkan Gunde, warga Mapanget mengatakan, dirinya sangat suka makan daging kelelawar. Agar bisa mendapatkan rasa yang ia sukai, daging kelelawar dimasaknya sendiri.

Teknik masaknya bertahap, lebih dulu daging kelelawar direbus. Kemudian, ia menyiapkan bumbu-bumbu untuk digunakan seperti santan, cabai, bawang merah, bawang putih, daung kemangi, batang serai, jahe, dan kunyit.

"Setelah itu diolah. Lebih dulu ditumis bumbunya, kemudian dimasukkan danging kelelawar. Lalu, santan ditaruh. Proses masaknya cukup lama, sekitar dua jam sampai santan kering. Yang paling saya suka, sayapnya," kata Lingkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com